sumber foto: tryantivie.blogspot.com
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Begitu kata Soekarno. Menilik sejarah Indonesia, memang tak melulu harus dilakukan dengan membaca buku sejarah. Mengunjungi tempat wisata, terutama wisata cagar budaya, juga bisa menjadi sarana untuk melihat sejarah masa lalu dan menjadikannya pelajaran di masa sekarang. Malang sebagai salah satu kota penuh sejarah, menyimpan berbagai cerita di masa silam yang bisa kita telisik lebih dalam. Yuk, simak empat cagar budaya yang bisa kamu kunjungi selama berada di Malang!
Monumen Juang 45
Berlokasi di Jalan Kertanegara, Klojen, tepatnya di depan Stasiun Kotabaru Malang, monumen ini konon dibangun pada Mei 1975 sebagai penghormatan bagi para pahlawan dan masyarakat Malang pada masa penjajahan dahulu. Dengan tinggi sekitar 2 meter dan lokasinya yang strategis, tak sulit untuk menemukan monumen ini ketika berada di Malang. Terlebih, tak jauh dari monumen ini terdapat destinasi wisata lain seperti Taman Cerdas Trunojoyo dan juga Taman Tugu. Selain berfungsi sebagai pernghormatan, nyatanya monumen ini juga dijadikan sebagai simbol pembangkit semangat patriotisme bagi anak-anak muda di Malang.
Gereja Ijen
Dikenal juga dengan sebutan Gereja Katedral Malang, Gereja Ijen ini merupakan salah satu gereja tertua di Malang. Konon, gereja ini disebut sebagai Gereja Ijen karena letaknya yang berada di pertigaan jalan antara Jalan Besar Ijen Boulevard, Jalan Buring, dan juga Jalan Guntur. Yang unik, gereja ini memiliki keindahan aristektur neo-gothik ala kolonial Belanda dan masih bisa dinikmati hingga kini.
Klenteng En Ang Kiong
Tak hanya menjadi salah satu bangunan tertua di Malang, Klenteng En Ang Kiong juga telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya, lho. Di Malang, Klenteng En Ang Kiong ini dikenal sebagai klenteng Tri Dharma, di mana klenteng ini dijadikan sebagai tempat ibadah tiga agama sekaligus, yakni konghucu, tao, dan juga budha. Sebagai informasi, En Ang Kiong sendiri memiliki arti istana keselamatan dalam keabadian Tuhan dan merupakan persembahan kepada Dewa Bumi. Jika melihat bangunannya yang masih kokoh hingga sekarang, kamu pastinya akan takjub mengingat klenteng ini pertama kali dibangun pada tahun 1825. Sudah lama sekali, ya!
Petirtaan Watugede
Selain tiga tempat yang sudah disebutkan di atas, Petirtaan Watugede juga menjadi salah satu cagar budaya yang perlu dikunjungi. Petirtaan Watugede merupakan pemandian peninggalan kerajaan Singhasari. Menurut para ahli, dari gaya hiasannya dapat diperkirakan bahwa Petirtaan Watugede berasal dari abad XIV. Pasokan air kolam didapat dari mata air yang terdapat di bawah pohon Lo di timur-laut kolam. Pemandian ini diyakini merupakan pemandian yang digunakan oleh para putri raja zaman pemerintahan Ken Arok. Tidak hanya sarat dengan nilai sejarah, pemandian ini memiliki suasana yang tenang dan teduh.
Itu dia empat cagar budaya yang sarat akan sejarah dan bisa kamu kunjungi di Malang. Selamat berlibur!